Wednesday, May 22, 2013

Teks Drama Malin Kundang


Dahulu kala di Padang Sumatera Barat tepatnya di perkampungan Pantai Air Manis ada seorang janda bernama Mande Rubayah, ia mempunyai seorang anak laki laki bernama Malin kundang. Malin sangat disayang ibunya karena sejak kecil Malin sudah ditinggal mati oleh ayahnya .malin pun sekarang telah tumbuh dewasa ia merasa harus merubah kehidupan ekonomi keluarganya, suatu hari Rasyid teman malin mengetahui bahwa ada kapal besar yang sedang sandar dipantai air manis dan ia ingin mengajak Malin untuk ikut merantau dengannya.
Rasyid             :  Asalamualaikum.....
Malin               : Walalaikum salam ... eh ada Rasyid kenapa  Syid
Rasyid             : Ada kabar baik lin buat kita berdua aku tadi melihat ada kapal besar yang sedang sandar di pantai air manis siapa tau kita bisa ikut merantau lewat kapal itu, maukah kamu ikut merantau denganku?
Malin               : Wah kebetulan sekali aku juga bosan hidup miskin aku mau merubah nasib, ya aku mau sekali jadi kapan kita mulai berangkat?
Rasyid             : Bagaimana kalau besok pagi?
Malin               : Baiklah lebih cepat lebih baik, tetapi aku harus meminta restu kepada ibuku dulu.
Rasyid             : Baik besok aku tunggu kau di dermaga jam 9 .
Malin               : Iya terimakasih sobat .
Malam harinya Malin segera meminta restu kepada ibunya yang baru saja pulang bekerja
Malin               : Ibu aku mau merubah nasib kita ...
Mande             : Bagaimana caranya?
Malin               : Tadi pagi aku di beri tahu Rasyid ada kapal yang sandar di pantai desa kita jadi kami akan pergi merantau lewat kapal itu
Mande             : Malin, apakah kau tega meninggalkan ibumu yang sudah tua ini sendirian?
Malin               : Malin juga tidak tega, tapi Malin juga ingin merubah nasib kita dan menjadi kaya.Malin sudah bosan hidup miskin terus menerus bu.
Mande             : Baiklah Malin jika itu keinginanmu, ibu juga ingin kau menjadi kaya dan sukses, ibu hanya dapat mendo’akan agar kamu berhasil. Kapan kamu akan berangkat, nak?
Malin               : Malin berangkat besok pagi bu.
Mande             : Secepat itukah nak, kau meninggalkan ibu sendirian?
Malin               : Iya bu. Doakan Malin agar selamat sampai tujuan.
Keesokan harinya, Malin disertai oleh ibunya dan Rasyid pergi menuju ke pantai desa mereka, tempat kapal besar itu bersandar.
Mande             : Berhati-hatilah Malin! Doa Ibu akan selalu menyertaimu.
Malin               : Baik ibu! Tunggulah Malin pulang dengan harta yang cukup untuk kita berdua.
Begitulah, Malin dan Rasyid berangkat menuju ke tanah perantauan. Sedangkan, ibu Malin tetap tinggal di Kampung Pantai Air Manis.
Sesampainya ditempat perantauan, Rasyid dan Malin beristirahat disebuah warung.
Malin               : Bagaimana ini, kita akan kerja apa?
Rasyid             : Tidak tahu Malin, aku juga sedang memikirkannya.
Tiba-tiba seseorang di warung tersebut mendengar percakapan Malin dan Rasyid.
Saudagar         : Apakah kalian benar sedang mencari pekerjaan?
Rasyid             : Benar, Tuan!
Saudagar         : Kebetulan aku sedang mencari 2 orang pekerja. Apakah kalian mau bekerja di tempatku?
Rasyid             : Tentu saja kami mau Tuan. Kapan kami dapat mulai bekerja?
Saudagar         : Kalian bisa mulai bekerja besok pagi di rumah saya.
Malin               : Rumah Tuan dimana?
Saudagar         : Mari ikut denganku.
Malin dan Rasyid ikut saudagar pergi kerumahnya. Saudagar menyewakan salah satu kamar di rumahnya untuk ditinggali oleh Malin dan Rasyid. Keesokan harinya mereka mulai bekerja dan diawasi terus oleh saudagar, ternyata Malin lebih giat dan rajin di bandingkan Rasyid dan sang saudagar pun menyadari hal itu. Dan kemudian anak saudagar yang bernama putri datang dan melihat kedua karyawan baru ayahnya ternyata putri juga kagum dengan ketampanan Malin dan kerajinannya hingga putri pun jatuh cinta pada pandangan pertama .
Putri                : Ayah siapa nama karyawan baru itu .
Saudagar         : Yang mana?
Putri                : Yang rajin dan tampan itu.
Saudag            ar         : Oh itu namanya Malin
Putri                : Oh ternyata namanya Malin
Saudagar         : Memangnya ada apa ?
Putri                : Tidak ada apa-apa ayahanda, putri hanya bertanya saja.
Saudagar         : Oh yasudah.
Putri                : Baik ayahanda
Sejak hari itu, Putri semakin kagum dan cinta pada malin. Putri selalu memperhatikan Malin diam-diam.
Setelah 2 tahun bekerja pada ayah Putri, malin sudah menjadi orang yang kaya karena dia selalu rajin bekerja. Rasyid dipulangkan ke kampung halamannya karena dia tidak rajin dalam bekerja. Hubungan Putri dan Malin kian dekat dan akhirnya mereka  menikah.
Sebulan setelah menikah, Malin dan Putri pergi untuk berdagang di Perkampungan Pantai Air Manis. Ketika Malin dan Putri sampai di desa tersebut, Malin bertemu dengan Rasyid yang sedang melamun di pinggir pantai.
Malin               : Hai rasyid.
Rasyid             : Oh Malin ternyata kau sudah sesukses ini ya wah jadi orang kaya sekarang.wah kamu sudah menjadi suami dari Putri wah selamat ya.
Malin               : Iya alhamdulilah kamu sih dulunya kerja malas malasan jadi kena batunya hehehe.
Rasyid             : Benar lin.
Malin               : Ya sudah aku mau berdagang dulu ..
Rasyid             : Iya lin
Mendengar berita baik tersebut Rasyid  segera mengabari Mande
Rasyid             : Mak Malin sudah kembali dia sekarang di dermaga
Mande             : Benarkah itu ?
Rasyid             : Ya mak, ayo kita kesana sekarang.
Mande dan Rasyid pergi ke dermaga untuk menemui Malin. Sesampainya di dermaga.
Mande             : Malin , Malin (berteriak), Malin anakku , kau sudah kembali nak. Ibu sangat merindukanmu.
Putri                : Kau siapa wanita tua? Berani mengaku sebagai ibu suamiku?
Mande             : Aku memang ibunda Malin.
Malin               : Apa kau gila, aku tidak pernah mempunyai ibu miskin, tua seperti kau.
Mande             : Ini Ibumu nak,aku yang melahirkan dan membesarkanmu,mengapa engkau seperti ini?
Putri                : Suamiku tidak punya ibu yang miskin, tua dan dekil sepertimu.
Malin               : Kau bukan ibuku! Menjauhlah dariku, wanita tua (sambil mendorong Mande dan bergegas pergi meninggalkan ibunya).
Kemudian sang ibu menangis sedih, anak yang dilahirkan dan dibesarkannya tidak mengakuinya.
Air matanya berlinang. Malin segera pergi dari desa.
Mande             : Ya Allah, mengapa anakku satu-satunya seperti itu?Aku yang melahirkan dan membesarkan dia Ya Allah.Berilah Ia teguranmu,sesungguhnya Ia adalah anak yang durhaka!

Tiba-tiba di tengah perjalanan,badai datang,angin bertiup kencang,gelombang air laut naik,kilat menyambar-nyambar,kapal pun terguncang.

Malin               : Ada apa ini??Badai begitu besar.

Tiba-tiba kilat menyambar malin.

Malin               : Aaaaarrrrrggggghhhhh……!!!!!!!!”

Seketika Malin Menjadi batu. Malin Kundang berubah menjadi batu karena telah durhaka kepada ibunya. Oleh karena itu, kita tidak boleh durhaka kepada kedua orang tua terutama kepada ibu.

3 comments:

Unknown said...

Banyak Amat Asu, Udah Tau Tugas Gue Nyalin teks Maling Kundang, Singkat Kek, panjang banget asu, pengen main gue asu.😠

Unknown said...

Ya

Unknown said...
This comment has been removed by the author.