Thursday, March 28, 2013

Resensi Novel My Idiot Brother


Judul                           : My Idiot Brother
Penulis                         : Agnes Davonar
Penerbit                       : Inandra Published
Cetakan                       : Cetakan Pertama,
Tahun                          : 2011
Jenis Buku                   : Fiksi
Halaman Buku            : 267 halaman
Tebal Buku                  : 13,7 x 19 cm
Harga buku                 : Rp 35.000,00

            Seperti judulnya "My Idiot Brother" adalah novel remaja yang mengisahkan tentang seorang gadis bernama Angel yang memiliki kakak yang mempunyai keterbelakangan mental. Kehadiran novel My Idiot Brother semakin menambah rasa sayang kita kepada saudara ataupun teman kita yang tidak dapat tumbuh dan menjalani kehidupannya dengan keadaan yang normal.
Novel ini menceritakan tentang gadis remaja berusia 13 tahun yang bernama Angel, yang tidak pernah mau menerima keadaan kakaknya Hendra yang terlahir dengan keterbelakangan mental. Walaupun Angel begitu malu dan membencinya, Hendra tidak pernah bersedih hati. Ia tetap setia memberikan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Karena memiliki kakak yang sering diejek oleh teman-temannya idiot. Angel selalu mendapatkan hinaan dan cacian teman-teman sekolahnya, terutama Agnes dan kedua temannya. Mereka berdua merebutkan perhatian Aji.
Suatu ketika, Aji mengundang Angel untuk datang ke ulang tahunnya, Angel telah mempersiapkan diri dengan segala persiapan dari kado hingga penampilan untuk menarik perhatian Aji.
Angel datang ke ulang tahun Aji dengan tergesa-gesa, hingga ia terlupa akan kado untuk Aji yang telah disiapkannya. Agnes mengetahui bahwa Angel lupa membawa kadonya lalu menghina Angel tapi Aji tidak mempermasalahkannya. Tidak lama kemudian Hendra datang membawa kado yang tertinggal. Angel yang malu akan kedatangan Hendra dia langsung meninggalkan tempat itu. Ia pun lari hingga tertabrak kendaraan bermotor.
Angel mengalami sebuah kecelakaan dimana tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya selain Hendra. Demi cintanya kepada sang adik, Hendra rela mengorbankan apapun termasuk nyawanya sendiri untuk Angel. Hingga pada akhirnya Angel bersyukur, karena pertolongan kakaknya ia masih bisa bernafas dan ia juga menyesal atas sikapnya yang selama ini terhadap kakaknya.
Dalam novel ini, Agnes Davonar sepertinya menekankan bahwa kebahagian bukan datang dari suatu kesenangan. namun, kebahagiaan datang dari ketulusan diri kita untuk menghilangkan rasa kebencian kita kepada seseorang.
Buku ini mengharuskan kita untuk menerima keadaan kita apa adanya karena ALLAH telah membuat takdirnya untuk kita masing masing. Kita juga harus jujur dengan keadaan kita, kita tidak boleh lari dari kenyataan.
Kemampuan pengarang dalam memaparkan plot atau alur dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca  tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Tema yang diangkat juga menarik, karena bertema tentang seorang yang berpenyakit down syndrom. Latar suasana, waktu maupun tempat, tergambarkan dengan jelas dalam novel tersebut.
Novel ini memiliki amanat yang sangat besar dalam kehidupan kita. Salah satu amanat yang dapat kita ambil dari novel ini adalah kita harus menerima apapun keadaan saudara kita dengan ikhlas, jangan malah malu dengan keadaan saudara kita tersebut. Seharusnya sebagai saudara harus saling membantu dan saling menyanyangi, sebab tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain seorang saudara, apalagi seorang kakak kandung. Terkadang memang mungkin membuat kita jengkel dengan sikap- sikap otoriter yang sering memaksa kita harus menjadi apa yang kita mau. Namun, di balik itu semua terbesit rasa sayang yang amat besar tehadap kita. Dan terkadang  merelakan semuanya hanya untuk kebahagian kita.
Agnes Davonar sangat jujur menceritakan interaksi antar tokoh dan karakter mereka. Bahkan karakter ibu pun tak digambarkan seperti novel lain yang biasanya lembut, penuh pengertian, dan sabar. Dalam novel ini, tokoh ibu digambarkan lengkap dengan emosinya yang kadang tak terkendali.
Pada akhir cerita, Angel yang sedang koma karena kecelakaan dapat mendeskripsikan sesustu yang sedang terjadi “Ini sudah hari kedua dan tidak ada perubahan padaku. Aku masih koma dan tidak sadarkan diri.” Halaman (132) , pada bagian ini sudut pandangnya terkesan tidak jelas.
Novel ini sangat menarik dan dapat dibaca oleh kalangan remaja. Pendidikan moral yang disampaikan  tinggi. Novel ini mampu membuat pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Kita juga akan terbawa dalam perasaan haru, serta senang dengan tiap-tiap alur ceritanya. Serta dapat di jadikan inspirasi hidup kita.

No comments: