Judul :
My Idiot Brother
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published
Cetakan : Cetakan Pertama,
Tahun : 2011
Jenis Buku : Fiksi
Halaman
Buku : 267 halaman
Tebal Buku : 13,7 x 19 cm
Seperti
judulnya "My Idiot Brother" adalah novel remaja yang mengisahkan
tentang seorang gadis bernama Angel yang memiliki kakak yang mempunyai
keterbelakangan mental. Kehadiran novel My Idiot Brother semakin menambah rasa
sayang kita kepada saudara ataupun teman kita yang tidak dapat tumbuh dan
menjalani kehidupannya dengan keadaan yang normal.
Novel ini
menceritakan tentang gadis remaja berusia 13 tahun yang bernama Angel, yang tidak
pernah
mau menerima
keadaan kakaknya Hendra yang terlahir dengan keterbelakangan mental. Walaupun
Angel begitu malu dan membencinya, Hendra tidak pernah bersedih hati. Ia tetap
setia memberikan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Karena memiliki kakak yang sering diejek oleh
teman-temannya idiot. Angel selalu mendapatkan hinaan dan cacian
teman-teman sekolahnya, terutama Agnes dan kedua temannya. Mereka berdua
merebutkan perhatian Aji.
Suatu ketika, Aji mengundang Angel untuk datang ke ulang
tahunnya, Angel telah mempersiapkan diri dengan segala persiapan dari kado
hingga penampilan untuk menarik perhatian Aji.
Angel datang ke ulang tahun Aji dengan tergesa-gesa,
hingga ia terlupa akan kado untuk Aji yang telah disiapkannya. Agnes mengetahui
bahwa Angel lupa membawa kadonya lalu menghina Angel tapi Aji tidak
mempermasalahkannya. Tidak lama kemudian Hendra datang membawa kado yang
tertinggal. Angel yang malu akan kedatangan Hendra dia langsung meninggalkan
tempat itu. Ia pun lari hingga tertabrak kendaraan bermotor.
Angel mengalami sebuah kecelakaan dimana tidak ada
seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya selain Hendra. Demi cintanya
kepada sang adik, Hendra rela mengorbankan apapun termasuk nyawanya sendiri
untuk Angel. Hingga pada akhirnya Angel bersyukur,
karena pertolongan kakaknya ia masih bisa bernafas dan ia juga menyesal atas
sikapnya yang selama ini terhadap kakaknya.
Dalam novel ini, Agnes Davonar sepertinya menekankan
bahwa kebahagian bukan datang dari suatu kesenangan. namun, kebahagiaan datang
dari ketulusan diri kita untuk menghilangkan rasa kebencian kita kepada
seseorang.
Buku ini mengharuskan kita untuk menerima keadaan
kita apa adanya karena ALLAH telah membuat takdirnya untuk kita masing masing.
Kita juga harus jujur dengan
keadaan kita, kita
tidak boleh lari dari kenyataan.
Kemampuan pengarang dalam memaparkan plot atau alur dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Tema yang diangkat juga menarik, karena bertema tentang seorang yang berpenyakit down syndrom. Latar suasana, waktu maupun tempat, tergambarkan dengan jelas dalam novel tersebut.
Kemampuan pengarang dalam memaparkan plot atau alur dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini. Tema yang diangkat juga menarik, karena bertema tentang seorang yang berpenyakit down syndrom. Latar suasana, waktu maupun tempat, tergambarkan dengan jelas dalam novel tersebut.
Novel ini memiliki
amanat yang sangat besar dalam kehidupan kita. Salah satu amanat yang dapat
kita ambil dari novel ini adalah kita harus menerima apapun keadaan saudara
kita dengan ikhlas, jangan malah malu dengan keadaan saudara kita tersebut.
Seharusnya sebagai saudara harus saling membantu dan saling menyanyangi, sebab
tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain seorang saudara, apalagi
seorang kakak kandung. Terkadang memang mungkin membuat kita jengkel dengan
sikap- sikap otoriter yang sering memaksa kita harus menjadi apa yang kita mau.
Namun, di balik itu semua terbesit rasa sayang yang amat besar tehadap kita.
Dan terkadang merelakan semuanya hanya
untuk kebahagian kita.
Agnes
Davonar sangat jujur menceritakan interaksi antar tokoh dan karakter mereka.
Bahkan karakter ibu pun tak digambarkan seperti novel lain yang biasanya
lembut, penuh pengertian, dan sabar. Dalam novel ini, tokoh ibu digambarkan
lengkap dengan emosinya yang kadang tak terkendali.
Pada akhir cerita, Angel yang sedang koma karena
kecelakaan dapat mendeskripsikan sesustu yang sedang terjadi “Ini sudah hari kedua dan tidak ada
perubahan padaku. Aku masih koma dan tidak sadarkan diri.” Halaman (132) , pada bagian
ini sudut
pandangnya terkesan
tidak jelas.
Novel ini
sangat menarik dan dapat dibaca oleh kalangan remaja. Pendidikan moral yang disampaikan tinggi. Novel ini mampu membuat pembacanya
terus tertarik hingga akhir cerita. Kita juga akan terbawa dalam perasaan haru,
serta senang dengan tiap-tiap alur ceritanya. Serta dapat di jadikan inspirasi
hidup kita.
No comments:
Post a Comment