Thursday, November 10, 2016

GERAK REFLEKS

Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui [reflex arc]Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Refleks Superfisial (kulit danlendir), 2. Refleks Tendon Dalam (miotatik), 3. Refleks Viseral (organik), 4. Refleks Patologik (abnormal). Refleks juga dapat di klasifikasikan menurut tingkat dari representasi sentralnya yaitu sebagai refleks spinal, bulbar (refleks postural dan penegakan), otak tengah atau cerebellum.

Komponen-komponen gerak refleks adalah sebagai berikut:
1.      Reseptor sensorik. Bagian ujung distal dari neuron sensorik (dendrit) berperan sebagai resptor. Dendrit merespon stimulus khusus – perubahan di lingkungan eksternal maupun internal – dengan cara membuat gradien potensial disebut potensial generator (atau reseptor). Jika potensial generator mencapai ambang batas depolarisasi, maka akan menggerakkan impuls saraf pada saraf sensorik. 
2.      Saraf sensorik. Impuls-implus saraf dihantarkan dari reseptor sensorik menuju akson neuron sensorik menuju akson terminal yang letaknya berada di daerah abu-abu dari sumsum tulang belakang atau batang otak. 
3.      Pusat integrasi. Satu atau beberapa daerah di bagian abu-abu dalam sistem saraf pusat berperan sebagai pusat integrasi informasi. Pada gerak refleks, pusat integrasi berada di sinaps antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jalur gerak refleks yang hanya memiliki satu sinap di sistem saraf pusat disebut jalur refleks monosipatik. Biasa pusat integrasi terdiri dari satu atau lebih interneuron yang menyampaikan impuls-impuls ke interneuron lainnya termasuk ke neuron motorik. Jalur refleks polisinaptik melibatkan lebih dari dua jenis neuron dan lebih dari satu sinaps sistem saraf pusat. 
4.      Neuron motoric. Impuls digerakkan dengan cara penghantaran pusat integrasi sistem saraf pusat di sepanjang neuron motorik sampai bagian tubuh yang akan merespon. 5. Efektor. Bagian tubuh yang merespon impuls saraf motorik, misalnya otot atau kelenjar, disebut efektor. Gerakannya disebut refleks. Jika efektornya berupa otot rangka, gerak refleknya merupakan refleks tubuh. Jika efektornya berupa otot polos, otot jatung, atau kelenjar, gerak refleksnya disebut refleks autonomy (visceral).
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari. Misalnya saat lutut kita diketuk/ dipukul pada bagian tendon. Akibatnya secara tidak sadar, kaki kita akan menyentak.


Jalannya impuls pada gerak refleks

Satu ketukan pada lutut akan menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik menerima tarikan itu. Kemudian,reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motorik pada 
sumsum tulang belakang. Selanjutnya, neuron motorik mengirimkan impuls/sinyal menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan kaki bagian bawah tersentak ke arah depan. Sebenarnya, sentakan lutut hanya melibatkan dua neuron, yakni neuron sensorik dan neuron motorik. Namun, neuron sensorik pada kuadrisep berkomunikasi pula dengan interneuron pada sumsum tulang belakang. Interneuron ini menghambat neuron motorik yang mengirimkan sinyal ke otot fleksor (otot kaki yang berbeda), sehingga otot tersebut tidak berkontraksi. 

Gerakan yang dilakukan oleh kaki tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam ini disebut gerak refleksPada gerak refleks, rangsang yang datang dari reseptor tidak seluruhnya sampai ke otak untuk diolah. Proses jalannya rangsang pada gerak refleks dapat disederhanakan sebagai berikut: 
Rangsang ==> reseptor ==> saraf sensorik ==> saraf penghubung ==> sumsum tulang belakang ==> saraf penghubung ==> saraf motorik ==> otot ==> gerak.
1.      Rangsang dari luar diterima oleh reseptor.
2.      Impuls-impuls saraf neuron sensorik pada reseptor tersebut dilanjutkan ke sistem saraf pusat, yaitu sumsum tulang belakang
3.      Di sumsum tulang belakang ini impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik ke neuron motorik
4.      Dari neuron, motorik impuls dilanjutkan ke efektor kemudian efektor dirangsang untuk berkontraksi, akibatnya terjadi gerakan secara spontan dengan menarik kaki sambil berteriak.

Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks, spinalis dan lintasan refleks cranialis.
·         Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang melalui sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat lutut kita dipukul. 
·         Lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak refleks melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa kesadaran manusia. Contohnya gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang. 

Lengkung Refleks
Refleks adalah suatu  respons involunter terhadap sebuah stimulus. Secara sederhana lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor dan organ efektor. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot, lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan lower motor neuron untuk meneruskan  impuls dan mengkontraksikan otot melalui serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching otot. Namun begitu lengkung refleks tidak hanya menerima respon peregangan saja, sebagai contoh respon sensorik kulit aponeurosis, tulang, fasia, dll. Gerakan reflektorik dapat dilakukan oleh semua otot seran lintang 
Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks.


Gambar 4. Lengkung Refleks









Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom.
Secara umum. ada 3 unsur yang berperan dalam refleks yaitu jaras aferen, bussur sentral dan jaras eferen. Perubahan ketiga komponen tersebut akan mengakibatkan perubahan dalam kualitas maupun kuantitas dari refleks. 

Macam-Macam Gerak Refleks
1.      Reflek Fisiologis
a.    Refleks Biseps
Refleks bisep adalah tes dengan mengetuk tendon otot bisep. Biasanya ada kontraksi dari otot-otot bisep disertai dengan kedutan lengan bawah. Refleks biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada saat siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong lengan bawah dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan menggunakan palu refleks. Respons normal dalam fleksi pada siku dan kontraksi biseps. Refleks bisep menunjukkan keadaan normal apabila respon yang ditunjukkan berupa fleksi lengan bawah.

b.      Refleks Triseps 
Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan diposisikan di depan dada. Pemukulan langsung pada tendon normalnya menyebabkan kontraksi otot triseps dan ekstensi siku. Respon ketika otot trisep ekstensi lengan bawah pada sendi siku.

c.       Refleks Patella
Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti menendang . Refleks patela disebut juga dengan Knee Pess Refleks  (KPR). Refleks patela  merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan refleks monosynaptic  karena hanya satu sinaps yang menyeberang untuk melengkapi sirkuit yang memicu refleks yaitu ketika area di bawah tempurung lutut  dipukul dengan palu refleks, otot paha depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki  menendang keluar. Respon ini  tidak melibatkan otak, hanya sumsum tulang belakang. Refleks  patellar  menunjukkan  nilai  normal  apabila  respon  yangditunjukkan berupa ekstensi tungkai bawah.

d.        Refleks Achilles

Buat pergelangan kaki dalam keadaan rileks, kaki dalam keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian tendon Achilles. Ketika tendo achiles dipukul jika positif maka akan timbul refflek seperti babinskiRespon yang terjadi adalah fleksi plantar. plantar fleksi kaki karena kontraksi m.gastroenemius

No comments: